puisi...
menangislah...
semoga basah air mata
sederas hujan tadi malam
ketika kita membasuh luka dengan terbata
di bawah gigil dedaunan
larutkan saja..
larutkan kesedihan kita
dukamu akan luka ku
aku hendak berkemas
menuju jauh pengembaraan
patahan doa yang bermalam engkau jejalkan
rasanya cukup untuk kuhirup sebagai bekal
meski aku belum lagi mengerti
securam apa pendakian harus kulalui
aku tak ingin menyerah
tak hendak mengaku kalah
ini jelma pemahaman
akan akhir perjalanan
tentu perempuanku
tentu aku rindu
pada tasbih yang terlafadzkan
pada ayat-ayat yang terlantunkan
pada sujud yang tak letih kita lengkungkan
semuda ini kebersamaan
itu saja yang aku ratapi
betapa pada berpuluh malam
kerap nafasmu terabaikan
kini..ketika takdir tak lagi banyak memberi waktu
tak ada lagi sisa mimpi
untuk kurupa sebagai janji
aku menuju hilang
tak ada yang bisa ku wariskan
selain kenang tak sempurna
akan malam-malam sederhana
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Jumat, 19 Maret 2010
puisi...
menangislah...
semoga basah air mata
sederas hujan tadi malam
ketika kita membasuh luka dengan terbata
di bawah gigil dedaunan
larutkan saja..
larutkan kesedihan kita
dukamu akan luka ku
aku hendak berkemas
menuju jauh pengembaraan
patahan doa yang bermalam engkau jejalkan
rasanya cukup untuk kuhirup sebagai bekal
meski aku belum lagi mengerti
securam apa pendakian harus kulalui
aku tak ingin menyerah
tak hendak mengaku kalah
ini jelma pemahaman
akan akhir perjalanan
tentu perempuanku
tentu aku rindu
pada tasbih yang terlafadzkan
pada ayat-ayat yang terlantunkan
pada sujud yang tak letih kita lengkungkan
semuda ini kebersamaan
itu saja yang aku ratapi
betapa pada berpuluh malam
kerap nafasmu terabaikan
kini..ketika takdir tak lagi banyak memberi waktu
tak ada lagi sisa mimpi
untuk kurupa sebagai janji
aku menuju hilang
tak ada yang bisa ku wariskan
selain kenang tak sempurna
akan malam-malam sederhana
menangislah...
semoga basah air mata
sederas hujan tadi malam
ketika kita membasuh luka dengan terbata
di bawah gigil dedaunan
larutkan saja..
larutkan kesedihan kita
dukamu akan luka ku
aku hendak berkemas
menuju jauh pengembaraan
patahan doa yang bermalam engkau jejalkan
rasanya cukup untuk kuhirup sebagai bekal
meski aku belum lagi mengerti
securam apa pendakian harus kulalui
aku tak ingin menyerah
tak hendak mengaku kalah
ini jelma pemahaman
akan akhir perjalanan
tentu perempuanku
tentu aku rindu
pada tasbih yang terlafadzkan
pada ayat-ayat yang terlantunkan
pada sujud yang tak letih kita lengkungkan
semuda ini kebersamaan
itu saja yang aku ratapi
betapa pada berpuluh malam
kerap nafasmu terabaikan
kini..ketika takdir tak lagi banyak memberi waktu
tak ada lagi sisa mimpi
untuk kurupa sebagai janji
aku menuju hilang
tak ada yang bisa ku wariskan
selain kenang tak sempurna
akan malam-malam sederhana
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar